Converse All Star adalah sebuah perusahaan sepatu asal Amerika bersama hasil memproses yang terlebih terdiri berasal dari alas kaki berjenis olahraga dan brand jenis hidup. Perusahaan udah berdiri sejak tahun 1908 dan, terhadap tahun 2003, dibeli senilai $ 305.000.000 (USD) sebagai anak perusahaan berasal dari Nike, Converse memproses produk di bawah nama dagang seperti One Star, Chuck Taylor All Star, dan Jack Purcell. Sepatu converse dibedakan bersama sejumlah fitur, terhitung motif lencana bintangnya.
Bahkan, sol karet All Star, halus bulat disekitaran di atas, dan melengkung di kurang lebih jalur udah jadi khas yang begitu dikenali, terhadap tahun 2014, Converse mengajukan gugatan ke Komisi Perdagangan Internasional AS yang menuduh Walmart, Skechers, Kmart, dan 28 pengecer lain beserta produsen bersama masalah pelanggaran brand dagang.
Dalam usaha untuk melestarikan keaslian sepatu tak hanya fungsinya. Sejumlah perkara diselesaikan, terhitung Fila dan Iconix. Selain alas kaki, perusahaan menjual barang-barang lainnya secara global lewat pengecer di lebih berasal dari 160 negara dan lewat kurang lebih 75-perusahaan milik toko ritel di Amerika Serikat. Sepatu ini dikhususkan untuk gaya casual maka dari itu tidak ada keluaran sepatu high heels pada merk ini.
Sejarah Perkembangan Sepatu Converse
Ketika pertama kali berdiri di tahun 1908, Converse, yang namanya adalah Converse Rubber Corporation, adalah perusahaan yang membawa dampak alas kaki serta sepatu kerja musiman yang berbasis terhadap bahan karet. Tapi, membawa dampak produk musiman bermakna membawa dampak pekerja mereka nganggur di waktu-waktu tertentu serta sibuk bermain perjudian yang berbeda dengan sbobet login. Akhirnya, perusahaan ini memutuskan untuk membawa dampak sepatu olahraga. Dan gara-gara kala itu olahraga basket terlalu populer, maka mereka memutuskan untuk membawa dampak sepatu yang dapat dipakai untuk bermain basket.
Sepatu basket pertama berasal dari Converse diproduksi di tahun 1917. Dan yakin atau tidak, sepatunya mempunyai style yang tidak jauh berlainan bersama style high-top sekarang, bersama warna cokelat. Tahun 1920, Converse terasa memproses sepatu ini bersama warna hitam seutuhnya mengfungsikan bahan kanvas atau kulit, serta sol karet yang terlalu tebal. Awalnya, sepatu ini belum begitu populer, sampai seorang bernama Charles ‘Chuck’ H. Taylor memandang sepatu ini.
Nah, walau era 1972 jadi paling akhir kali sneakers Converse dipakai oleh para atlit NBA, tapi ternyata itu barulah langkah awal jejak peristiwa berasal dari sneakers ini. Para desainer dan anak-anak muda terlalu menyukai sneakers yang satu ini. Mengetahui hal ini, Converse selanjutnya memutuskan untuk mengeluarkan lebih berasal dari satu warna.
Dengan tambahan desain postingan dan bahan di ujung bawah sepatu berbentuk simbol Converse bersama beragam corak warna. Seperti yang dapat kami memandang di atas judi slot pragmatic play, Converse terasa mengeluarkan banyak warna untuk mengantisipasi permintaan masyarakat. Persaingan bersama brand sneakers yang lain kala itu terhitung tengah menggebu-gebunya bersama penjualan Stan Smith dan Air Jordan.